Video Of Day

ads

Selayang Pandang

Cerita Rakyat Bangka Tentang Asal Usul Terbentuknya Pulau Belitung

PETABELITUNG.COM - Asal usul terbentuknya Pulau Belitung selalu menjadi bahan perbincangan dari masa ke masa. Bukan hanya oleh warga lokal, tapi juga oleh penulis Indonesia dan Belanda.

Berikut ini satu contoh tentang cerita rakyat di Pulau Bangka yang mengisahkan tentang asal usul Pulau Belitung. Cerita ini ditulis dalam buku profil Provinsi Sumatera Selatan tahun 1953 terbitan Kementrian Penerangan Republik Indonesia. Seperti apa ceritanya, simak kutipan lengkapnya berikut ini :

Dongengan yang sampai sekarang pun pernah diceritakan oleh orang-orang tua di pulau Bangka kepada anak cucu, bahwa di zaman dahulu kala bertolak satu perahu layar mengangkut pelayar-pelayar beserta anak istri menuju ke arah timur. Di tengah lautan perahu ini menemui angin badai yang amat besarnya dan kemudian kandas pada batu karang di tengah lautan. Perahu layar ini berobah menjadi Pulau Belitung dan bagian-bagian lainnya dari perahu ini yang terlepas oleh pukulan-pukulan angin topan, berapungan di sekitar perahu layar dan perkayuan tadi ialah asalnya pulau-pulau yang bertaburan di sekitarnya. Orang-orang yang di perahu layar tersebut di ataslah yang merupakan penduduk aslinya. Selanjutnya karena pertalian perkawinan dengan pelaut-pelaut yang datang dari Jawa, Palembang, Minangkabau, dan Bugis, telah menjelmakan penduduk asli yang baru.

Memang dongeng-dongeng macama di atas sudah tidak masuk diakal lagi, diwaktu sekarang ini. Tetapi dari cerita tersebut dapat juga kita mengambil kesan, bahwa Pulau Bangka/Belitung dan daerahnya pada mulanya tidak berpenduduk asli dan tidak mempunyai pertumbuhan bahasa tersendiri, melainkan didatangi oleh penduduk dari daerah lain.

Kalau dikutip dari cerita-cerita tua yang diperdengarkan disebelah Bangka Selatan, pun dongengnya hampir serupa, bedanya hanya perahu layar kandas di gunung Maras (letaknya sebelah Barat Daya pulau Bangka). Asalnya dari Jawa.

Menurut pendapat ahli-ahli sejarah terbukti dari batu-batu pahatan di zaman Hindu dimaklumi telah ada juga penduduknya terdahulu.

Sewaktu kerajaan Sriwijaya Palembang dalam masa keemasannya, pun pulau Bangka jadi salah satu daerah jajasan dari kerajaan ini lebih kurang tahun 680.

Sumber cerita rakyat Bangka tentang asal usul Pulau Belitong dalam buku Propinsi Sumatera Selatan tahun 1953. Google book.

Demikian cerita rakyat Bangka tentang asal usul Pulau Belitung. Bagi kalian yang masih penasaran, silahkan baca artikel terkait berjudul, Cerita Rakyat Tentang Asal Muasal Nama Pulau Belitong Terbitan Tahun 1933 , Apa nama asli pulau Belitung? Siapa pencetus nama pulau Belitung? 3 Peta Kuno Ini Tetap Pertahankan Nama Asli Pulau Belitung, dan Sejarah Nama Belitong

Masih semangat? Mari kita lanjutkan.

Pertanyaan mengenai asal usul nama Belitong masih sering terdengar hingga sekarang. Satu kisah yang populer di tengah masyarakat menyebutkan bahwa nama Belitong berasal dari kata Bali-Potong. Secara harfiah, Bali-Potong bearti pulau Bali yang terpotong. Singkat kata, pulau Belitung ini dianggap sebagai potongan dari pulau Bali yang hanyut hingga ke posisinya saat ini.

Pemahaman orang tentang kisah Bali-Potong pada abad 21 hampir selalu diikuti dengan legenda cinta terlarang antara seorang putri raja di pulau Bali dengan anjing penjaganya. Dalam legenda itu sang putri akhirnya hamil dan melahirkan seorang anak yang kemudian dikenal dengan nama Raja Berekor. Akibat perbuatan putrinya itu, sang Raja pun murka hingga membuat tanah tempat tinggal sang putri terpisah dari Pulau Bali. Potongan tanah yang awalnya berada di sisi utara Pulau Bali itu kemudian hanyut dan menjadi pulau Belitung.

Kisah Bali-Potong dengan latar cinta terlarang tidak sepenuhnya diterima oleh sebagian masyarakat. Tentu ada semacam perasaan kecewa. Sebab kisah itu seolah-olah membuat asal usul Pulau Belitung berawal dari perbuatan buruk. Namun toh kisah itu telah ditulis dan juga dibaca oleh hampir kebanyakan masyarakat Pulau Belitung. Lantas bagaimana menyikapi dan memahami kisah tersebut?

Baik. Mari kita telusuri sejarah munculnya terminologi atau peristilahan Bali-Potong.

Istilah Bali-Potong disebut berasal dari penuturan masyarakat. Artinya istilah itu murni dituturkan oleh Urang Belitong, yakni penduduk bumiputra pulau Belitung. Namun sejauh yang kami telusuri, tidak semua istilah Bali-Potong diikuti dengan kisah cinta terlarang antara putri dan anjing penjaganya. Bahkan semua sumber tertulis pada abad ke-19 dan awal abad 20 sama sekali tidak menyebutkan kisah cinta terlarang itu dalam istilah Bali-Potong.

Catatan paling tua yang menuliskan istilah Bali-Potong ditulis dalam sebuah buku terbitan tahun 1887 atau sekitar 133 tahun silam. Buku itu berjudul Herinneringen aan Blitong karya Cornelis de Groot. Penulis buku ini merupakan salah satu pionir perusahaan timah swasta Billiton Maatschappij yang tiba di Pulau Belitung pada tahun 1851.

"Dalam 1851 mengumpulkan info saya mendengar dari sesepuh yang paling tahu tentang sejarah pulau, menceritakan asal usul pulau. Yakni berasal dari “Bali potong” Pulau Bali telah dipotong-potong dan salah satu potongan menjadi pulau mereka. Dongeng rakyat bahwa pulau-pulau dalam Kepulauan Hindia Timur berasal dari patahan pulau Bali, yang amat mereka hormati itu," kata Cornelis de Groot dalam bukunya.

Kisah Bali-Potong bukan hanya ditulis oleh Orang Belanda saja, tapi juga bumiputra Belitung. Contohnya seperti yang ditulis oleh Kiagus Busu dengan menggunakan huruf Arab-Melayu. Tulisan yang diperkirakan dibuat pada akhir abad ke-19 tersebut juga menyebutkan istilah Bali-Potong. Tapi tidak menyebutkan tentang kisah cinta terlarang di dalamnya.

"Inilah Hikayat Asal Raja Belitong. Menurut dan mendengar cerita raja-raja dan urang tuah-tuah jaman dahulu kala asal ini fulau Belitong dari tana Bali yang peca beranyut tetafi di sini itu sebab dinamakan Balitung tana Bali peca dan yang melihara menjadi raja dari tana Jawa Mantaram (Mataram)," tulis Kiagus Busu yang pada masa itu tingga di Lenggang.

Kisah yang lebih detil mengenai Bali-Potong ditulis oleh Achmad Soeriapoetera dan sebuah karya tulis berjudul Opstellen in het Maleisch van Belitong door Achmad Soeriapoetera. Tulisan yang dibuat pada tahun 1933 ditulis menggunakan huruf latin dan berbahasa Belitong.

"Agi’ djaman doelo’-e, waktoe kite loem ade bang deni-e, oedji oorang toewa-toewa kite, poela’ loom njoeang-njoeangan ade djaman radje berikor, … waktoe itoo, ade siko’ poelau, no’ bedame poelau Bali.

Enta kimane doelo’-e poelau ine, tepoetong, laloe anjoot, sampai kedekat poelau Kelemantan. Poetongan poelau ne, waktoe sampai detempat tadi’ poen sanggat," demikian kutipan dalam tulisan Achmad Soeriapoetera.

Sekitar tahun 1939, Kiagus Abdul Hamid juga membuat sebuah karya tulis. Dalam karyanya itu terdapat tulisan yang berjudul Asal Oesoel Poelau Blitong.

"Maka terseboet didalam riwajat orang toea2 dan orang Barat Poela ini asal moelanja sepotong dari tanah Bali berpisah, hingga terdapat ke-sini menjadi Poelau Blitong.

Maka pengetahoei asal, serta seboetan orang Toea2 dahoeloe kala, ini Poelau BALI-POTONG, di pendekkan seboetan Blitong namanja,"

Nah sampai di sini dulu artikel tentang asal usul Pulau Belitong. Lain waktu kita sambung lagi. Semoga bermanfaat.(*)

Penulis : Wahyu Kurniawan

Editor : Wahyu Kurniawan

Sumber: petabelitung.com

Foto ilustrasi : Haryanto.