Video Of Day

ads

Selayang Pandang

Sejarah Kejayaan Koperasi Kopra di Pulau Seliu, Berdiri Sejak 1 Januari 1949

PETABELITUNG.COM -  Kisah tentang kejayaan kopra di Desa Pulau Seliu sering terdengar bila kita mengunjungi pulau tersebut. Namun kejayaan itu sekarang tinggal kenangan.

Sejarah kopra di Pulau Seliu tercatat dalam buku profil Provinsi Sumatera Selatan tahun 1953. Catatannya dimuat dalam bab berjudul "Perkembangan Koperasi Rakyat". Dalam bab tersebut terdapat sub judul Koperasi "Produksi Kopra" di Pulau Seliu. Diketahui bahwa kejayaan kopra di Pulau Seliu ditandai dengan berdirinya koperasi yang bernama Koperasi Produksi Kopra. 

Koperasi Produksi Kopra di Pulau Seliu didirikan pada tanggal 1 Januari 1949. Jumlah anggotanya sebanyak 310 orang dengan uang simpanan sebanyak Rp.145.000. Simak kutipan sejarah Koperasi Produksi Kopra di Pulau Seliu berikut ini : 

"Yang menjadi perhatian besar di Belitung ialah Koperasi Produksi Kopra di Pulau Seliu, yang didirikan sejak tanggal 1 Januari 1949. Jumlah angautanya 310 orang dengan uang simpanan sebesar Rp. 145.000.

Usahanya selain membeli hasil bumi seperti kelapa, karet, dll dari anggota maupun dari luar, perkumpulan ini memproduksi juga kopra sendiri, yang dijualnya bersama Yayasan Kopra di Jakarta.

Tidak itu saja. Beberapa rumah sekolah telah dapat didirikan dan usaha sosial juga mempunyai aliran listrik sendiri.

Dengan kader-kader yang lulus dari K.K.K. maka koperasi Produksi Kopra ini yang telah bersemarak usahanya, akan dapat menduduki tempat yang gemilang serta menjadi tauladan yang sebenar-benarnya."


Demikian sejarah Koperasi Produksi Kopra di Desa Pulau Seliu, Kecamatan Membalong, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Meski kopra tak lagi menjadi primadona, tapi Pulau Seliu masih tetap menyimpan semangat untuk bertahan dan bangkit mengaruhi zaman. Sejumlah langkah dilakukan oleh pemerintah desa termasuk menyiapkan Pulau Seliu sebagai destinasi wisata. Semoga bermanfaat. (*)

Penulis : Wahyu Kurniawan

Editor : Wahyu Kurniawan

Sumber: petabelitung.com

Foto: Arsip keluarga Ruli Hidayat