Video Of Day

ads

Selayang Pandang

Kumpulan Nama dan Gelar Para Tokoh di Belitung dan Bangka Tahun 1668, Ternyata Tidak Ada yang Bergelar Datuk


PETABELITUNG.COM - Pada tahun 1668 VOC mengutus wakilnya bernama Jan de Harde untuk mengecek seseorang bernama Sampoera yang mengaku sebagai raja Bangka Belitung.
Kemudian sesampainya di Belitung dan Bangka, Jan de Harde mendapati bahwa para tokoh di sana tidak mengakui Sampoera sebagai raja mereka.
Laporan perjalanan Jan de Harde itu dilampirkan dalam buku F.W Stapel berjudul, 'Aanvullende gegevens omtrent de geschiedenis van het eiland Billiton en het voorkomen van tin aldaar'.
Buku tersebut terbit di Belanda tahun 1938.
Jan de Harde tiba di Belitung pada tanggal 31 Juli 1668.
Selama berada di Belitung, ia mengunjungi sejumlah tempat mulai dari Balok sampai Tanjung Kubu.
Ia juga mencatat nama-nama tokoh yang ditemuinya.
Sebagian dituliskan dalam bentuk nama dan sebagian hanya dituliskan gelar atau jabatannya saja.
Siapa saja nama dan gelar tokoh-tokoh tersebut.
Simak daftarnya berikut ini  :
-Padalong off Radja Samprou
-Samprou off Intje Pandjang
-Kingabey, pangiran van Palimbang
-Kiayaria op Sombong
-Tommongongs Sidjaca
-Mabouiy
-Pacoour
-Pacoulan
-Panglima
-Jaromoedy
Konteks pemberian nama pada nomor 1 dan 2 masih belum jelas lantaran persoalan gramatikal abad ke-17 yang sulit dipahami. Bisa jadi nama tersebut ditulis untuk medeskripsikan sosok satu orang. Namun bisa pula untuk dua orang yang berbeda.Karena itulah penelitian lebih lanjut perlu dilakukan pada masa-masa mendatang.
Selanjutnya pada tanggal 25 Agustus, Jan de Harde membuat kontrak baru dengan para 12 kepala atau tokoh-tokoh di Bangka. Kontrak tersebut disebutkan dilakukan di sebelah timur Bangka.
Simak nama-namanya :
-Pacaur van Coloor
-Parawan van Bobos
-Pamantra van Perlang
-Batinpangoan van Rangkat
-Palampanck van d'Jambou
-Padjarm van Kajuara
-Pasoan van Pangobotan
-Ongoroupi van Papoulot
-Panouloc van Perlang
-Padajen van Pajatoull
-Palamas van Pienangh
-Padjabat van Pajabongcou
Selain 12 nama kepala tersebut, disebutkan pula dua nama lain yakni Batin Papacou dan Batin Sougiwaras.F.W. Stapel kemudian membuat ringkasan dari laporan Jan de Harde dan menulis ulang nama-nama yang dalam laporan tersebut.
Nama-nama tersebut kemudian diterjemahkan lagi oleh Abu Hasan, Manggar pada 14 April 1983.
Simak nama-nama berikut ini :
-Paccaur van Coloor : Pak Kaur dari Kolor
-Pabawan van Bobos: Pak Bawan dari Bobos
-Pamantra van Perlangh: Pak Mantra dari Perlang
-Batinpangoan van Rangkat : Batin Pak Ngoan dari Rangkat
-Palampack van Jambou: Pak Lampak dari Jambu
-Padjarin van Kajuana: Pak Jarim dari Kayu Ara
-Pasoan van Pangobotan: Pak Soan dari Pangobotan
-Ongoroupi van Papoulot: ?
-Panoulock van Perlangh: Pak Nolok dari Perlang
-Padayen van Pajatonte: Pak Dayen dari Pajatonte
-Pamalack van Pinangh: Pak Malak dari Pinang
-Pajabat van Pajabongcou: Pak Jabat dari Pajabongko
Sebagai tambahan untuk nama dan gelar tokoh di Belitung pada abad ke-17.Bisa kalian lihat dalam buku berjudul François Valentijn's oud en nieuw Oost-Indien, Volume 2 yang ditulis oleh François Valentijn (1666–1727), seorang misionaris dan naturalis berkebangsaan Belanda.
Dalam buku itu ditulis dua nama tokoh dari Belitung yakni Radja Sacti atau keizer van Maningcabo dan seorang melayu bernama Intsjeh Bongso.
Dalam hal ini François Valentijn menulis tentang keberadaa koning van Bliton atau Raja Belitung yang bernama Radja Sacti atau juga dikenal dengan sebutan keizer van Maningcabo.
Raja tersebut mengirim surat serta hadiah-hadiah yang dibawa oleh Intsjeh Bongso ke Kesultanan Bima, Nusa Tengara Barat.
Baca Artikel Terkait : Sumber Ini Ungkap Hubungan Kuno Antara Belitong dan Nusa Tenggara Barat pada Abad ke-17
Selain itu baca pula buku Islamic States in Java 1500–1700 by Dr H.J. de Graaf hasil ringkasan Theodore Gauthier Th. Pigeaud.
Di dalamnya terdapat tentang surat dari Kartasura di Jawa yang ditujukan kepada kepala bajak laut Melayu di Belitung yang merupakan pelayan dari Sultan Minangkabau.
Baca Artikel Terkait : Benarkah Islam di Pulau Belitung Telah Berusia 1000 Tahun?
Singkat kata, pada abad ke-17 atau tahun 1600-an dalam tiga buku yang sudah diungkapkan di atas.
Tidak ditemukan nama orang atau tokoh di Belitung dan Bangka dengan gelar atau panggilan Datuk.
Yang ditemukan adalah gelar atau panggilan :
Raja, Padalong, Kingabey atau Ngabehi, Kiaijaria atau Kiai Aria, Tommongong atau Tumenggung, Panglima, Batin, Intje atau Intsjeh, Panglima, Pak, dan Mak.
Gelar yang ditulis Intje atau Intsjeh bisa kita pahami sebagai bentuk penulisan untuk Encik, sebuah panggilan atau gelar kehormatan laki-laki.
Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan terkait gelar dan panggilan kehormatan di Belitung dan Bangka.
Setidaknya tulisan ini bisa sedikit membantu kalian dalam menambah wawasan.
Semoga bermanfaat.(*)
Tulisan yang menunjukkan gelar Padalong dalam laporan Jan de Harde tahun 1668 yang dilampirkan dalam buku F.W. Stapel. repro petabelitung.com, 2019.

Tulisan yang memuat nama tokoh dan gelar orang di Belitung dalam laporan Jan de Harde tahun 1668 yang dimuat dalam buku F.W. Stapel. repro petabelitung.com, 2019.

Tulisan yang memuat nama Intje Pandjang dalam laporan Jan de Harde tahun 1668 yang dilampirkan dalam buku FW Stapel. repro petabelitung.com, 2019.

Tulisan yang memuat nama-nama kepala di Bangka dalam laporan Jan de Harde tahun 1668, yang dilampirkan dalam buku FW. Stapel. repro petabelitung.com, 2019.

Tulisan yang memuat nama-nama kepala di Bangka dalam penafsiran FW Stapeldi halaman-halaman awal bukunya. repro petabelitung.com, 2019. 
Gambaran pulau Belitung dan pulau Bangka tahun 1794 dalam peta berjudul A Chart of the South Part of Sumatra and of the Straits of Sunda and Banca. with Gaspar Straits Corrected and Improved from the Observations of Capt. Jos. H. Huddart__Capt. John Hall and Capt. Henry S. Smedley. Map Maker:  Laurie & Whittle, London 1794/www.raremaps.com/repro petabelitung.com, 2019.. 


Penulis : Wahyu Kurniawan
Editor : Wahyu Kurniawan
Sumber : petabelitung.com