Video Of Day

ads

Selayang Pandang

Kejadian Tak Biasa Dialami Personil KPSB Peta Belitung Pasca Kunjungan ke Situs Aik Pute dan Keramat Padang Ladik


PETABELITUNG.COM - Kepala pusing sampai demam dialami dialami oleh Bendahara KPSB Peta Belitung Eka Arista Apriza, Senin (29/7/2019) malam. Kejadian itu dirasakannya selepas pulang dari kegiatan kunjungan ke situs Aik Pute dan situs Keramat Padang Ladik di Desa Buding, Kecamatan Kelapa Kampit, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Bagi Eka, kunjungan ke situs-situs pemakaman kuno bukanlah hal baru. Soal fisik ia bahkan belum lama menjajal rute bersepeda sejauh kurang lebih 200 kilometer.
Tapi selepas pulang dari situs Aik Pute dan Padang Ladik, Eka pun tumbang. Ia mengaku jarang sakit kepala lantaran perjalanan semacam itu.
"Tapi setelah minum obat, badan sekarang sudah agak nyaman," kata Eka.
"Istirahat saja, cuaca kemarin memang sangat terik, dan saat perjalanan kemarin kita memang kurang minum dan makan," kata ku yang langsung disambut gelak tawa Eka.
Terlepas dari kejadian yang menimpa Eka. Ternyata di situs Padang Ladik memang pernah ada satu kisah nyata yang tak kalah aneh.
Ketua Lembaga Adat Melayu Belitung Timur Andi Susanto mengatakan, nisan batu di situs Keramat Padang Ladik pernah digondol oknum tak bertanggungjawab. Nisan dicabut dan kemudian dibawa pulang untuk dijual kepada kolektor barang antik.
Namun belum sempat dijual, si oknum penggondol nisan keramat itu tetiba mengalami sakit. Bahkan sakitnya tersebut sangat parah dan tak kunjung membaik.
Pasal punya pasal, sakitnya itu disebut sebagai akibat dari mencabut nisan keramat untuk dijual. Akhirnya si oknum tak bertanggungjawab tersebut mengembalikan nisan ke tempat semula atas saran dari Dukun Kampong setempat.
"Makanya satu nisan ini posisinya agak tinggi, karena memang pernah dicabut," kata Andi kepada petabelitung.com.
Pemerhati sejarah dan budaya Belitong di Kelapa Kampit Yudi Brahma mengatakan telah melakukan penelusuran mengenai nisan di Keramat Padang Ladik. Ternyata bentuk nisan itu sama percis dengan nisan makam Poesponegoro di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
"Jadi nisan ini merupakan salah satu jejak kebudayaan yang ada di pulau Belitung, karena corak nisannya sama seperti makam Poesponegoro di Jawa Timur," kata Yudi.
Petabelitung.com kemudian mencoba melakukan pengecekan terhadap keterangan tersebut. Dan ternyata memang benar corak nisan itu sama percis seperti yang digambarkan oleh website resmi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Gresik.
Simak foto-fotonya berikut ini :

Makam Poesponegoro. disparbud.gresikkab.go.id/repro petabelitung.com 2019.

Makam Poesponegoro. disparbud.gresikkab.go.id/repro petabelitung.com 2019.

"Kyai Tumenggung (KT.) Poesponegoro adalah Bupati Gresik yang pertama. Beliau menjabat Bupati pertama di Gresik 1669-1732 M, beliau wafat dan dimakamkan di komplek makam Gapuro Sukolilo. Pada komplek Makam Gapuro Sukolilo juga terdapat makam antara lain Tumenggung Ario Negoro, Kyai Tumenggung Djojodiredjo dan Kyai Tumenggung Soeronegoro dan kerabat lainnya. Makam ini sebenarnya disebut komplek makam Asmarataka, tetapi sekarang lebih lazim disebut komplek makam Poesponegoro," demikian keterangan yang ditulis oleh laman Disparbud Gresik pada gambar di atas.
"Jirat Kubur KT. Pusponegoro terbuat dari batu andesit, dengan nisan berukir terbuat dari batu putih dan terdapat inkripsi yang sudah mulai memudar termakan usia. Saat ini, makam beliau menjadi salah satu obyek wisata religi yang ramai dikunjungi wisatawan. Banyak pengunjung yang datang ke tempat ini untuk berdoa dan bermunajad. Hal itu juga disebabkan komplek makam tersebut berdekatan dengan komplek makam Sunan Maulana Malik Ibrahim," tulis laman tersebut di akhir narasinya.
Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan di situs Aik Pute dan Padang Ladik.
Setidaknya penelitian tersebut akan membuat wawasan tentang kekayaan budaya Belitong.
Semoga bermanfaat.(*)

Baca artikel terkait : Menelisik Situs Aik Pute Buding, Disebut Ada Makam Anak Tuk Layang Sampai Pecahan Keramik di Puncak Bukit

Baca artikel terkait : Benarkah Islam di Pulau Belitung Telah Berusia 1000 Tahun? Simak Penjelasannya


Bendahara KPSB Peta Belitung Eka Arista tampak dalam lingkaran yang ditunjuk oleh panah merah, saat meninjau situs Keramat Padang Ladik. Sedangkan di sisi kiri adalah Ketua LAM Beltim Andi Susanto sedang memperhatikan nisan kuno tersebut, Senin (29/7/2019) sore. Wahyu Kurniawan/Repro petabelitung.com 2019.

Nisan batu berukir di situs Keramat Padang Ladik. Senin (29/7/2019) sore. Wahyu Kurniawan/Repro petabelitung.com 2019.

Pemandangan sisi atas nisan batu berukir di situs Keramat Padang Ladik. Senin (29/7/2019) sore. Wahyu Kurniawan/Repro petabelitung.com 2019.

Sekretaris dan Bendahara KPSB Peta Belitung sedang memperhatikan nisan batu berukir di situs Keramat Padang Ladik. Senin (29/7/2019) sore. Wahyu Kurniawan/Repro petabelitung.com 2019.

Nisan batu berukir di situs Keramat Padang Ladik. Senin (29/7/2019) sore. Wahyu Kurniawan/Repro petabelitung.com 2019.


Penulis : Wahyu Kurniawan
Editor : Wahyu Kurniawan
Sumber : petabelitung.com