Video Of Day

ads

Selayang Pandang

Ini 6 Makam Kuno di Puncak-puncak Bukit Pulau Belitung, Lihat Foto-fotonya


PETABELITUNG.COM - Pemakaman kuno tersebar di sejumlah lokasi di seantero pulau Belitung. Beberapa diantanya tampak berbeda karena letaknya berada di puncak bukit.
Ketinggian bukitnya pun beragam mulai dari puluhan hingga ratusan meter.
Setiap bukit punya lereng yang terjal.
Wajar bila kemudian muncul pertanyaan, bagaimana cara orang di masa lampau melaksanakan prosesi penguburannya.
Sebab, bukan mudah mengakses puncak bukit tersebut sambil berjalan kaki.
Hingga kini belum ada penelitian lebih mendalam mengenai pola-pola pemakaman kuno di puncak bukit di pulau Belitung.
Sampai penelitian tersebut ada, sebaiknya kalian lihat dulu makam-makam kuno yang dimaksud.
Simak foto-foto dan rangkumannya berikut ini :

1. Gunong Tajam
Bukit Gunong Tajam memiliki ketinggian 510 meter di atas permukaan laut. Akses menuju bukit ini bisa dilalui lewat Dusun Air Begantung (Aik Begantong) Desa Kacang Butor, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Pada bagian puncak bukit ini terdapat tiga makam, yakni makam Syech Abu Bakar Abdullah, muridnya Abdulrahman, dan seekor kucing kesayangan sang Syech.
Syech Abu Bakar Abdullah juga biasa dikenal dengan sebutan Datuk Gunong Tajam. Beliau dipercaya sebagai salah satu penyebar agama Islam di pulau Belitung. Makamnya dianggap keramat dan terus diziarahi hingga masa kini.


Lukisan makam Keramat Gunong Tajam tahun 1860 (atas). Potret makam Keramat Gunong Tajam tahun 1927. repro petabelitung.com 2019/Gedenkboek Billiton 1927.

Pemandangan puncak bukit Gunong Tajam dari bagian punggung bukitnya. repro petabelitung.com 2019/Haryanto 2018.

Pemandangan Makam Syech Abubakar Abdullah pada malam hari. Sabtu, 24 Februari 2018. repro petabelitung.com 2019/Haryanto 2018.

Bentuk Makam Keramat Gunong Tajam (kiri). Pemandangan dari makam Abdul Rahman, murid Datuk Gunong Tajam. repro petabelitung.com 2019/ist/dokumentasi tahun 2014.

Lima warga Desa Aik Saga berfoto di Makam Keramat Gunong Tajam pada tahun 1940-an. repro petabelitung.com 2019/dokumen keluarga Ahmad Viqie.
2. Gunong Kik Kara'
Gunong Kik Kara' (Kik Karak) adalah sebuah bukit setinggi 214 meter di Desa Senyubuk, Kecamatan Kelapa Kampit, Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Pada ketinggian 210 di puncak bukit tersebut terdapat makam Tuk Kara'. Menurut cerita turun temuru, Tuk Kara dulunya adalah seorang guru Ngaji dan juga sekaligus Kepala Kampong di sebuah kubok di utara Kelapa Kampit. Hingga kini keturunnya masih bisa dijumpai di kecamatan tersebut.
Di atas puncak bukit ini hanya ada satu makam yakni makam Tuk Kara'. Sedang tiga nisan yang berdampingan dengannya berisikan kucing kesayangan Tuk Kara', tempat mandi, dan makam kamuflase.
Bukit Gunong Kik Kara' (Kik Karak). Inset telak makam keramat. repro petabelitung.com 2019/Wahyu Kurniawan 2019/Haryanto 2019.

Personil KPSB Peta Belitung berfoto bersama pemandu dari Desa Senyubuk di makam Keramat Kik Kara' (Kik Karak), Rabu (6/3/2019) pagi. petabelitung.com/Wahyu Kurniawan 2019.

Nisan Kik Kara' (Kik Karak) terbuat dari kayu. petabelitung.com/Haryanto 2019.
3. Gunongan Lilangan
Gunong Lilangan adalah sebuah bukit setinggi 110 meter di Desa Ibu, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Terdapat komplek pemakaman di atas puncak bukit ini.
Pemakaman tersebut dipercaya sebagai komplek pemakaman raja-raja dari Badau beserta keluarganya. Terdapat kurang lebih 60 nisan di atas bukit ini mulai dari dewasa hingga anak-anak, pria juga wanita.
Pemandangan bukit Gunong Lilangan. repro petabelitung.com 2019/Haryanto 2018.

Makam Raja-raja dari Badau di puncak bukit Gunong Lilangan. repro petabelitung.com 2019/Wahyu Kurniawan 2010.
4. Gunong Padi
Gunong Padi adalah sebuah bukit setinggi kurang lebih 100 meter. Lokasinya berada di areal perkebunan kelapa sawit PT Rebimas di Desa Simpang Tiga, Kecamatan Simpang Renggiang, Kabupaten Belitung.
Terdapat enam nisan di atas puncak bukit tersebut.
Pada zaman dulu makam ini dinamai Keramat Padi. Sebagian warga sering berziarah ke makam tersebut ketika ingin mulai membuka ladang.
Namun hingga kini petabelitung.com belum mengetahui siapa nama si empunya makam.
Foto ini diambil pada hari Minggu 6 Januari 2013.
Pemandangan bukit Gunong Padi. repro petabelitung.com 2019/Wahyu Kurniawan 2013.

Makam Keramat Gunong Padi. repro petabelitung.com 2019/Wahyu Kurniawan 2013.
5. Gunong Seriting
Gunong Seriting adalah sebuah bukit setinggi kurang lebih 50 meter. Letaknya berada di Dusun Bebute Desa Terong, Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung.
Terdapat
Terdapat dua makam di atas puncak bukit ini.
Namun belum diketahui secara pasti mengenai riwayat si empunya makam tersebut.
Cerita yang berkembang di masyarakat, dua makam tersebut terdiri dari satu makam keramat dan satu makam kucing kesayangan dari keramat tersebut.
Makam keramat terebut sering disebut-sebut merupakan makam Tuk Deluk. Sebagian orang juga menggelarinya keramat Catok Bakau dan dianggap sosok sakti pada zamannya.

Pemandangan bukit Gunong Seriting dari agrowisata Aik Pok Dusu Bebute Desa Terong. repro petabelitung.com 2019/Wahyu Kurniawan 2018.

Makam Keramat Tuk Deluk (atas). Makam kucing kesayangan Tuk Deluk (bawah). repro petabelitung.com 2019/Wahyu Kurniawan 2018.
6. Padang Lambaian
Padang Lambaian adalah sebuah bukit setinggi kurang lebih 45 meter di kawasan perbukitan Gunong Sepang.
Lokasinya terletak di Desa Renggiang, Kecamatan Simpang Renggiang, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Penelusuran petabelitung.com ke makam keramat ini terkait sebuah catatan kuno tentang 7 penyebar agama Islam di pulau Belitung.
Satu dari 7 mubaligh itu dikenal dengan nama Datuk Keramat de Padang Lambaian Ngabehi Gunong Sepang.
Hingga kini petabelitung.com belum mendapatkan ketengan mengenai nama lengkap dari Datuk Keramat yang dimaksud.
Makam Datuk Keramat de Padang Lambaian. repro petabelitung.com/Wahyu Kurniawan 2015.

Makam Datuk Keramat Padang Lambaian sebelum dipugar (atas). Gambar bawah tampak bentuknya telah dipugar. repro petabelitung.com 2019/Ist/Wahyu Kurniawan 2015.


Penulis: Wahyu Kurniawan
Editor: Wahyu Kurniawan
Sumber: petabelitung.com.