Video Of Day

ads

Selayang Pandang

Catatan Kuno Tentang Penyakit Mematikan di Belitong

PETABELITUNG.COM - Pulau Belitung seperti yang telah diwartakan sejak lama memang tidak luput menjadi daerah terjangkit wabah penyakit. Salah satu wabah yang pernah menyerang Belitung ialah kolera. Menurut buku Gedenkboek Billiton 1852-1927 Tweede Deel, pemerintah Hindia Belanda (1919) bahkan harus melakukan karantina terhadap para pekerja asing Tiongkok yang hendak kerja tambang di Belitung.

Walaupun begitu, sebelum kolera ikut mewabah, diketahui terdapat berbagai penyakit lain yang juga pernah menyerang penduduk Belitung. Hal tersebut diungkapkan dalam Geneeskundig Tijdschrift voor Nederiandsch-Indië/Jurnal Medis untuk Hindia Belanda (1911). Bahkan berbagai penyakit tersebut juga tidak kalah mematikan. 

Dalam Geneeskundig Tijdschrift voor Nederiandsch-Indië, diterangkan bahwasanya pada tahun 1909, kondisi kesehatan Kota Tanjungpandaan sebenarnnya cukup baik. Penyakit disentri hanya terjadi sedikit. Namun untuk penderita malaria mengalami peningkatan menjadi 107 dari 101 kasus pada tahun 1908.  Kemudian, untuk penyakit beri-beri hanya terjadi sedikit kasus di antara penduduk Bumiputra dan Tionghoa. Para petugas polisi dan penambang Tionghoa kondisi kesehatannya pun juga cukup baik.

Meski demikian, kondisi kesehatan di luar daerah Tanjungpandan cukup memprihatinkan. Kasus malaria dan beri-beri merebak pada beberapa kampung di distrik Manggar, Lenggang, dan Buding. Beberapa diantaranya bahkan berujung kematian. Selain itu, juga terdapat kasus infeksi catarrhalis dan disentri basiler. Penyakit tersebut juga tergolong mematikan.

Potongan cover dan isi buku Geneeskundig Tijdschrift voor Nederiandsch-Indië 1911, repro by petabelitung.com tahun 2020.


Daerah-daerah pesisir juga termasuk daerah yang cukup mengkhawatirkan jika dibandingkan dengan daerah yang ada di pedalaman Belitung. Hal ini dikarenakan sanitasi yang buruk di daerah pesisir, terutama di muara sungai. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila kasus malaria lebih banyak teridentifikasi di sana. Menurut Geneeskundig Tijdschrift voor Nederiandsch-Indië  pada tahun 1909, diketahui terdapat 742 pasien yang mengalami rawat jalan, meningkat dari tahun 1908 yang hanya 498 pasien rawat jalan.

Secara umum, Pulau Belitung pada tahun 1909 juga ditemukan berbagai penyakit kelamin. Misalnya pada tahun tersebut terdapat 5 kasus sifilis dan semua pasiennya berhasil disembuhkan. Selain sifilis, terdapat juga morbi veneris sebanyak 12 kasus, yang kesemua pasiennya berhasil disembuhkan. Dua kasus penyakit mata menular/trakoma juga berhasil diidentifikasi dan semuanya berhasil diobati. Selain itu, disebutkan pula bahwasanya pada tahun 1909 kasus kolera, cacar, dan gigitan ular tidak ditemukan.(*)

Penulis: Dony A. Wijaya

Editor: Wahyu Kurniawan

Sumber: petabelitung.com

Foto ilustrasi pemakaman di Tanjungpandan. Dalam sumbernya foto ini ditulis dengan judul Indonesische begraafplaats te Tandjong Pandan. Billiton. Foto diperkirakan dipotret pada tahun 1900-1940. Sumber: collectie.wereldculturen.nl/repro by petableitung.com tahun 2020.