Video Of Day

ads

Selayang Pandang

Menilik Kursi Kuno di Bukit Gunong Bulongan


PETABELITUNG.COM - Sebuah kursi yang terbuat dari susunan batu granit berdiri tegak di salah satu puncak bukit Gunong Bulongan, Dusun Birah, Desa Kelubi, Kecamatan Manggar, Sabtu (23/3/2013) siang. Hingga kini sejarah keberadaan kursi tersebut masih misterius.
Dukun Kampong Birah Repan (65) mengatakan kursi batu sudah ada sejak lama. Bahkan sudah berdiri sebelum orang tuanya lahir.
"Kursi ini dibuat oleh makhluk gaib, mungkin sudah beratus abad la ade di sini, zaman itu orang-orang masih makan kera," kata Repan kepada Pos Belitung, Sabtu (23/3) sore.
Menurut Repan, kursi batu itu sudah ada di Gunong Bulongan sejak beradab-abad lalu. Kala itu masyarakat Belitung belum memeluk agama Islam.
Repan sendiri mengakui dirinya tak mengetahui sejarah tentang kursi tersebut. Cerita rakyat yang berkembang juga tak satu pun berkaitan dengan kursi batu Gunong Bulongan.
Dugaan mengenai makhluk halus itu cukup kuat. Repan mengatakan, kursi tersebut sempat di robohkan oleh oknum tak bertanggungjawab. Namun keesokan harinya kursi tersebut kembali bediri seperti semula. Letak kursi batu secara khusus berada di atas batu yang biasa disebut warga setempat Batu Pemantauan. Luasnya kurang lebih setengah hektar.
Dari Dusun Birah, perjalanan hingga ke puncak Gunong Bulong membutuhkan waktu kurang lebih dua jam. Jarak dari kampong ke kaki bukit kurang lebih 12 kilometer dan harus melalui medan berat.
Tinggi Kursi batu tersebut kurang lebih, 1,5 meter dan menghadap ke arah timur. Tepat di hadapannya adalah kota Manggar dan di sisi kirinya tampak Gunong Burong Mandi. "Kalok duluk, dari sinek keliatan EC (electrische centrele) Manggar)," kata Repan menyebut pembangkit listrik terbesar di Beliung pada zaman kolonial Belanda.
Secara keseluruhan, perjalanan dari Kampong Birah ke kaki bukit menghabiskan waktu satu jam. Sedangkan perjalanan mendaki bukit setinggi kurang lebih 200 meter berlangsung selama satu jam. Kaki bukit yang terjal cukup menyulitkan pengurus KNPI perempuan dan yang bertubuh besar.
Sebagian besarnya jalannya merupakan bekas jejak ban truk yang sudah rusak parah, berlumpur dan becek. Selain itu di tengah perjalanan terdapat dua sungai kecil setinggi betis orang dewasa. Mobil pick up yang di bawa pengurus KNPI pun harus terhenti lantaran terganjal jembatan kayu yang rusak parah. Perjalanan pun harus dilanjutkan dengan menggunakan sepeda motor. Yansen salah satunya. Pria berbobot 94 kilogram ini setidaknya lima kali jatuh bangun saat menapaki kaki bukit. Alas sepatunya pun menganga dan harus melanjutkan perjalanan dengan telanjang kaki. Namun ia merasa bangga bisa mencapai puncak bukit.
"Bukan tidak mungkin ini juga merupakan peninggalan kebudayaan megalitikum, paling tidak jika melihat dari bentuk, tumpukan ini jelas bukan disusun oleh alam, tapi oleh tangan manusia," kata Harli.(Wahyu Kurniawan)
Bendahara KNPI Beltim Harli Agusta mengatakan kursi batu serta belasan tumpukan batu di atas Gunong Bulongan merupakan obyek yang unik dan menarik. Tumpukan batu itu mengingatkannya pada Situs Kebudayaan Megalitikum, Gunung Padang di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.(*)
Penulis: Wahyu Kurniawan.
Editor: Wahyu Kurniawan.
Sumber: petabelitung.com.