Video Of Day

ads

Selayang Pandang

Cerita Datuk Gunong Tajam Dalam Buku Propinsi Sumatera Selatan Tahun 1953, Tersebut Nama Sayid Abdurrahman


PETABELITUNG.COM - Datuk Gunong Tajam begitu melegenda dalam tradisi lisan masyarakat Belitong. Makam Beliau terletak di puncak bukit Gunong Tajam di Dusun Air Pegantungan, Desa Kacang Botor, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung.

Sejauh ini petabelitung.com telah merilis sejumlah kisah tentang Datuk Gunong Tajam. Kali ini ada sebuah tulisan pendek tentang Datuk Gunong Tajam. Tulisan itu dimuat dalam buku berjudul Propinsi Sumatera Selatan terbitan Kementerian Penerangan tahun 1953.

Kisah versi buku Sumatera Selatan ini menyebutkan nama Sayid Abdurrahman sebagai sosok yang dimakamkan di puncak Gunong Tajam tersebut.

Simak kisahnya berikut ini:

Menurut tjatatan tjerita- tjerita lama da pat diketahui bahwa berkembangnja Islam untuk pertama kalinja, baik di Bang ka maupun di Belitung, adalah kira2 diantara th . 1735 . 

Propagandis Islam jang pertama datang dikepulauan? itu, adalah bernama Saijid Abdurrahman. Ulama ini datangnja dari sebelah utara pulau Sumatera (Samudera Pasai). Makamnja didapati orang di Gunung Tadjam Belitung, sebuah bukit jang tingginja 510 meter. 

Menurut tjerita, bahwa beliau meninggal terbunuh didesa Parit Gunung. Beliau berwasiat minta dikuburkan diantara bumi dan langit. Sebab itulah makamnja diletakkan diatas sebuah bukit tsb . 

Tempat dimana terdapat makam pengandjur Islam itu dianggap orang tempat keramat jang selalu dikundjungi. 

Dalam tjerita itu selandjutnja dikatakan bahwa didaerah tsb . pernah da tang 7 orang ulama dari Pasai dan berkedudukan didesa Badau Tandjung Pan dan. Disinilah mereka mula2 mendirikan mesdjid. Salah seorang diantara mereka bergelar Datuk Gunung Tadjam. Karenanja maka bukit itupun dinamakan Gunung Tadjam . 

Tatkala beliau hendak menjiarkan Islam , lebih dahulu beliau mengirim utusan kepada Kep. Daerah ditempat tsb ., jaitu Depati, dgn, menjatakan maksud dan tudjuan kedatangannja. Didjelaskannja berkali2 bahwa beliau tidak sekaliº akan mentjampuri urusan politik . Tetapi Depati tidak menaruh pertjaja atas maksud ini . Setelah tak dapat persesuaian pendirian, Saijid tsb . terus djuga mengadjarkan Islam . Pada achirnja tatkala beliau sedang mengadjarkan Islam di kampung Air Batu, datanglah utusan Depati membunuhnja, dan dikuburkan ditempat itu djuga. Kemudian oleh teman²nja jang lain dipindahkan makamnja keatas bukit Gunung Tadjam . Disamping kuburnja, terdapat pula kubur seekor kutjing jang sengadja dikuburkan berdampingan atas permintaan beliau. Ada lagi wasiatnja, bila beliau meninggal, kuburnja tak sudi dilihat oleh Depati jang menjebabkan kematiannja itu.

Serempak dengan kepesatan Islam di Palembang masa itupun penjebaran Islam di Bangka dan Belitung mulai madju.


Tulisan di atas dikutip langsung dari bukunya. Semoga ejaan lama dalam tulisan tersebut tidak bisa kalian pahami ya. Mudah-mudahan lain waktu akan diterjemahkan ke bentuk tulisan EYD agar lebih mudah dibaca. Semoga bermanfaat.(*)

Penulis : Wahyu Kurniawan

Editor : Wahyu Kurniawan

Sumber: petabelitung.com

Foto Gunong Tajam: Haryanto, 2017.