Video Of Day

ads

Selayang Pandang

Begini Suasana Lebaran di Belitong Tahun 1851, Ramai Salat di Masjid Sampai Ada Pentas Hiburan di Rumah Depati


PETABELITUNG.COM - Catatan kuno berikut ini ditulis oleh J.F Loudon. Ia adalah salah satu perintis perusahaan tambang timah Billiton Maskapai.
Tahun 28 Juni 1851 ia tiba di Tanjungpandan pada saat bulan puasa. Tak lama kemudian pada tanggal 31 Juli 1851 ia menyaksikan bagaimana suasana lebaran di Belitong pada masa itu.
"30 Juli. Hari Raya bumiputra. Rame-rame pesta besar, salat di masjid dan lain-lain, musik dan tari di rumah Depati," kata Loudon dalam catatan hariannya yang dipublikasikan tahun 1883.
Pada hari sebelumnya tanggal 29 Juli 1851 Loudon juga sempat datang ke rumah Depati untuk meminta informasi keberadaan timah. Namun tampak Depati pada saat itu sedang mempersiapkan diri menyambut Hari Raya Idul Fitri.
"Ditanya dimana dia menggali timahnya, dikatakan kepada saya beberapa hari lagi karena besok adalah Hari Raya," ungkap Depati.


Cornelis de Groot yang juga salah seorang perintis Billiton Maskapai mengatakan, seluruh Orang Belitong (Billitonezen) adalah beragama Islam.
"Salat dan berpuasa untuk menguatkan imannya dan tunduk kepada perintah Allah S.W.T. dilakukan oleh sebagian besar rakyat," kata Cornelis de Groot dalam bukunya yang diterbitkan tahun 1887 di Belanda.
Nah sekian dulu ya guys ulasan tentang suasana lebaran di Belitong tahun 1851 atau 169 tahun silam.
Semoga bermanfaat.(*)

Penulis : Wahyu Kurniawan
Editor : Wahyu Kurniawan
Sumber: petabelitung.com


Foto Ilustrasi. Warga Aik Saga sedang berfoto bersama di depan masjid sekitar tahun 1910/1920. Koleksi Achmed Viqie bin Husaini bin Husein. repro by petabelitung.com tahun 2020.