Video Of Day

ads

Selayang Pandang

Ungkap Kerinduan Hingga Sebut Barang Langka, Inilah Apresiasi Para Tokoh Untuk Acara Tafsir Syair Pulau Belitung


PETABELITUNG.COM - Kegiatan bedah buku jadul bertajuk Tafsir Syair Pulau Belitung mendapat apresiasi dari sejumlah tokoh pemerhati sejarah dan budaya Belitong, Jumat (17/12/2019) malam. Sebanyak 14 orang hadir dalam acara yang berlangsung di Kantor KPSB Peta Belitung tersebut. 
Pemerhati budaya Rahini Ridwan mengatakan, pada awalnya ia hanya memahami karya H. Soetan Ibrahim itu secara sederhana. Tak lain sekadar menikmati karya sastra yang isinya merekam situasi pulau Belitung pada permulaan abad ke-20. Namun pemahamannya pun lantas bertambah setelah mendengar telaah dari berbagai narasumber yang hadir.
"Jadi dak terlalu banyak sebetulnya yang bisa aku sampaikan di sini selain keterpesonaan aku, terutama forum macam ini yang memang sudah lama aku rindu-rindukan, makanya aku bilang aku berniat kuat untuk hadir," kata pria yang akrab disapa Pak Rai ini.
Penggiat budaya Fithrorozi pun menyanjung paparan para narasumber. Menurutnya melakukan kajian karya seni semacam ini seperti minum air laut, akan membuat orang selalu merasa haus.
"Memang selama ini untuk menghidupkan, merevitalisasi literasi itu barang langka sehingga Pak Rai sampai nyebut ini kerinduan sebenarnya dari bermajelis ilmu," kata Fithro.
Penggiat puisi dan guru Bahasa Indonesia Yudhie Guszara pun mengungkapkan perasaan yang sama. Rindu berkumpul bersama untuk mengkaji sebuah karya. Menurutnya tafsiran menjadi bagian penting untuk membuat karya seni bisa mudah dipahami banyak kalangan. Termasuk juga dalam memahami keadaan yang berlaku pada permulaan abad ke-20 yang terlah berlalu hampir 100 tahun.
"Ini sebuah kerinduan untuk berkumpul, positif sekali, langka," kata Yudhie Guszara.

Moderator acara Wahyu Kurniawan dan Pemerhati Lingkungan Jookie Vebriansyah dalam Tafsir Syair Pulau Belitung, Jumat (13/12/2019) malam. Sofhian/repro petabelitung.com. 

Pemerhati lingkungan Jookie Vebriansyah juga hadir dalam acara. Ia bersama KPSB Peta Belitung selama ini telah mengumpulkan dan mengkaji karya literasi kuno Belitong.
"Setelah kita lihat ternyata urang Belitong literasinya hebat kok pada masa itu, maka itu saya tertarik meng-eksplore syair Sutan Ibrahim ini," kata Jookie Vebriansyah.
Sementara acara Tafsir Syair Pulau Belitung juga membuat pemerhati budaya Jaafar tertarik untuk melakukan penelusuran lanjutan. Sebelum hadir di acara, Jaafar mengaku telah mencoba mencari berbagai refrensi untuk mengetahui sosok sang penulis syair yakni H.Soetan Ibrahim.
Detil mengenai acara Tafsir Syair Pulau Belitung bisa kalian saksikan di fanspage facebook petabelitung.com. Siaran acara tersebut telah memperoleh lebih dari 1200 tayangan dan menjangkau lebih dari 1800 orang hingga artikel ini dipublikasikan.
Perolehan jumlah tayangan tersebut juga dipengaruhi oleh peran netizen Belitong yang membagikan siaran langsung acara ke akun facebook pribadinya dan ke group facebook yang diikutinya. Berdasarkan pengamatan petabelitung.com, tampak sejumlah respon dari netizen luar daerah dan luar negeri seperti Bengkulu dan Belanda.(*)

Dari kiri ke kanan, potret Rahini Ridwan, Yudhie Guszara, dan Fitrorozi saat memberikan tanggapannya di acara Tafsir Syair Pulau Belitung. Sofhian/repro petabelitung.com.


Penulis : Wahyu Kurniawan
Editor : Wahyu Kurniawan
Sumber : petabelitung.com