Video Of Day

ads

Selayang Pandang

Catatan Kuno Tentang Asal Usul Dukun Buaya, Ada Kisah Raja Sulaiman dan Ilmu yang Diberikannya pada Penduduk Belitung


PETABELITUNG.COM - Dalam kebudayaan Belitung terdapat sosok Dukun Buaya yang dianggap sebagai seorang yang ahli mengatasi masalah buaya.
Hingga kini keberadaan Dukun Buaya masih bisa ditemui di tengah masyarakat.
Kepiawaiannya Dukun Buaya selalu menarik perhatian.
Siapa sangka kisah mengenai asal usul Dukun Buaya ini juga dicatat dalam buku peninggalan zaman kolonial Belanda.
Buku tersebut berjudul Gedenkboek Billiton Jilid 2, terbitan tahun 1927.
Kisah mengenai asal muasal Dukun Buaya tersebut dimuat pada halaman 192-194.
Simak ringkasan ceritanya berikut ini :
Dalam masa kerajaan buaya.
Ada seorang raja bernama Sulaiman.
Raja tersebut memerintahkan para pemburu di istananya ke pedalaman untuk mencari binatang liar sebagai hidangan.
Namun kemudian salah satu pemburu justru mengejutkan seorang penduduk Belitung yang sedang mandi di laut dan membawanya ke istana.
Raja Sulaiman kemudian murka setelah melihat yang dibawa oleh pemburunya tersebut adalah seorang manusia, bukan kambing liar seperti yang diperintahkannya.
Namun si pemburu tersebut membela diri.
Ia mengira penduduk Belitung yang dibawanya adalah seekor kambing besar.
Sebab penduduk tersebut mengenakan baju dari kulit kambing.
Tetapi Raja Sulaiman menilai argumen pemburunya itu terlalu lemah dan Raja kemudian mengutuk hambanya tersebut sampai mati.
Sementara itu penduduk yang ditawan di kerajaan buaya menghabiskan beberapa hari yang menyenangkan selama pemburunya menjalani pengadilan.
Penduduk itu juga menerima ‘Ilmu’ yang berguna.
Dengan Ilmu itu ia dapat memberi peringatan apabila pada masa yang akan datang ada buaya yang akan mencelakakan manusia.
Untuk tujuan tersebut, ia cukup memukul permukaan air menggunakan daun palem.
Setelah itu Raja akan mengirim buaya yang bersalah untuk dikoreksi.
Pada kemudian hari setiap kali ada buaya yang berbuat salah, maka orang-orang akan memanggil Dukun Buaya.
Orang-orang meyakini Dukun Buaya adalah keturunan dari teman penguasa buaya.
Karena itu Dukun Buaya dianggap mengetahui banyak rahasia untuk menangkap buaya pembunuh.

Buaya dan Dukun Buaya. repro petabelitung.com 2019/Gedenkboek Billiton Jilid 2, 1927.
Demikian kisah asal usul Dukun Buaya yang tercatat dalam buku Gedenkboek Billiton Jilid 2.
Meski bertema legenda, tapi tampak ada pelajaran di balik kisah tersebut.
Berikut ini petabelitung akan mencoba mengajukan sejumlah pandangan terkait pelajaran yang dimaksud.
Pertama si pembuat cerita ini seperti ingin menyampaikan pesan tentang Nabi Sulaiman AS.
Seperti yang diketahui, Beliau adalah seorang rasul yang dapat berkomunikasi dengan hewan sekaligus menjadi pemimpin bagi mereka.
Dalam hal ini, si pembuat cerita menyisipkan pesannya lewat bentuk Kerajaan Buaya.
Selanjutnya dalam kisah di atas ada penekanan pada kata "Ilmu".
Penekanan ini seperti sebuah isyarat dari si pembuat cerita.
Bahwa penangan masalah buaya dilakukan berdasarkan ilmu, bukan tahayul.
Dan ilmu tersebut diperoleh dari Raja Sulaiman yang menguasai para buaya.
Sikon ini bisa jadi akan membuat pendengar atau pembaca berusaha mencari lebih jauh tentang sosok Nabi Sulaiman AS.
Dan satu refrensi yang bisa kita gunakan adalah Alquran.
Dalam surat An Naml ayat ke-15 dapat kita ketahui bahwa Nabi Sulaiman AS memang diberikan Ilmu oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Simak isi ayatnya berikut ini :
وَلَقَدْ آتَيْنَا دَاوُودَ وَسُلَيْمَانَ عِلْمًا وَقَالَا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي فَضَّلَنَا عَلَى كَثِيرٍ مِّنْ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِينَ
Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman; dan keduanya mengucapkan: "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hamba-Nya yang beriman".
Jadi dapat kita pahami bahwa si pembuat cerita menekankan agar generasi di masa depan melakukan penelitian, tak terkecuali dalam masalah buaya.
Sebab masalah tersebut bisa diselesaikan dengan ilmu pengetahuan yang juga dibarengi dengan pemahaman ilmu agama yang baik.
Sehingga generasi selanjutnya tidak terjebak dalam tahayul dan kesyirikan.
Dan dengan Ilmu pula generasi penerus diharapkan senantiasa mengingat dan memuji Allah Subhanahu Wa Ta'ala, bukan malah menyekutukan-Nya.
Terbukti pada zaman modern, ilmu buaya adalah ilmu yang terus berkembang.
Ia menjadi bagian dari Herpetologi yang merupakan ilmu yang mempelajari reptil dan amfibi.(*)
Crocodile science. Northern Territory Government.

Dukun Buaya berfoto bersama dengan buaya besar di Belitung. repro petabelitung.com 2019/arsip Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Belitung Timur.


Penulis : Wahyu Kurniawan.
Editor : Wahyu Kurniawan.
Sumber : petabelitung.com