Video Of Day

ads

Selayang Pandang

Gazali Suhaili Gali Kembali Sejarah Keluarga Malaysia-Brunai dengan Belitung



Jalinan tali silaturahmi antara keluarga Malaysia dan Belitung pada tahun 70-an sempat terputus lagi dalam rentang waktu yang lama.
Keturunan Hasan bin Usman dan Ali bin Usman pun tak pernah lagi bersua hingga abad millennial.
Sampai akhirnya generasi ketiga, atau cicit-cicit mereka merintis kembali jalinan tali silaturahmi tersebut.
Sosok cicit tersebut adalah Gazali, anak dari Suhaili yang merupakan salah satu cucu dari Hasan bin Usman.
Gazali adalah seorang penulis lepas dan pemerhati budaya di Sabah, Malaysia. Tahun 2017 lalu ia bersempatan mengikut penerbangan perdana jalur Kuala Lumpur-Tanjungpandan.
Kesempatan itu pun dimanfaatkannya untuk mencari informasi tentang keluarga ayahnya di Belitung. Dan akhirnya Gazali pun berhasil bertemu dengan keluarganya tersebut. Namun sayang waktunya saat singkat sehingga ia berjanji akan kembali lagi pada tahun berikutnya:
Janji tersebut pun ditunaikan oleh Gazali dengan membawa serta tiga anggota keluarganya yang merupakan warga negera Brunai Darussalam.
Dalam laman facebooknya Gazali menulis kisah perjalanan menggali sejarah keluarganya tersebut.
Simak postinganya berikut ini :

"Tahun lalu semasa saya memenuhi satu kerja lapangan di Belitung, saya juga turut berusaha menjejak keluarga sebelah bapa. Oleh kerana tujuan ke Belitung itu bukan untuk misi jejak keluarga, maka pertemuan dengan beberapa kepala keluarga yang masih pangkat pupu dua dengan arwah bapa dalam cuma sewaktu yang singkat itu menjadi asas untuk merencanakan satu perjumpaan keluarga yang lebih besar dan terkhusus. Pun begitu, pada keluarga legasi Ali bin Othman di Belitung, perjumpaan saya dengan mereka itu turut membawa makna besar kepada mereka dimana pada kesempatan dihadapan, telah menghantar wakil khusus keluarga dari Belitung untuk menemui keluarga legasi Hassan bin Othman di satu rapat keluarga yang besar di Papar pada bulan Disember 2017 lalu.

Kini kami menyambung jejak keluarga ini dengan lebih terarah dan berharap menemui keluarga lain dalam susur galur Ali bin Othman (di Belitung). Ali bin Othman dan Hassan bin Othman adalah adik beradik kandung yang menurut sejarahnya telah terpisah lama kerana Hassan suka berkelana dan dalam perjalanan hidupnya berkelana di nusantara akhirnya menemui jodoh dan tinggal menetap di Kampung Pengalan Kecil daerah Papar Sabah hingga ke akhir hayatnya.

Arwah bapa saya, Hj Suhaili Mohd Yusof bin Hassan dan arwah Pak Long Datuk Hj Shuhaibun Mohd Yussof bin Hassan pernah berpesan, "....lawati keluargamu di Belitung, sesungguhnya nenek moyang kamu (sebelah bapa ) adalah berasal dari sini, ramai sekali keluargamu disini, jika kami tidak berupaya menyusurinya, kamulah teruskan menjejak...."

Semoga dipermudah dan sukses, amiin..Ya Rabb..."


Postingan tersebut diunggahnya di bandara Soekarno-Hatta di Jakarta, sesaat sebelum terbang ke Belitung.
Singkat kata, Gazali tiba di Belitung pada hari Kamis (20/12/2018) pagi dan pulang pada hari Senin (24/12/2018) pagi.
Selama di Belitung, Gazali memanfaatkan waktunya untuk mendata nama-nama keluarganya.
Ia juga memotret satu per satu keluarga yang memiliki hubungan nasab dengan keluarga ayahnya tersebut.
Pada hari pertama kedatangannya, Gazali dan rombongan disambut oleh keluarga besar keturunan Ali bin Usman di rumah Halib Hamzah di Jalan Gatot Subroto nomor 52, Kelurahan Tanjungpendam, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung.
Mereka pun langsung berfoto bersama di halaman rumah.
Sama seperti generasi sebelumnya yang datang ke Belitung tahun 70-an.
Gazali dan rombongan juga memanfaatkan kunjungan ke Belitung untuk berwisata.
Dan mereka juga berfoto berlatarkan batu granit pantai Tanjung Tinggi yang pernah menjadi lokasi syuting film Laskar Pelangi.
Simak foto-foto Gazali berikut ini :







Semoga jalinan tali silurahmi antara keluarga Malaysia-Brunai-Belitung ini terus terjalin pada masa-masa yang akan datang. Demikian harap Gazali Suhaili sebelum meninggalkan Belitung menuju, Kota Bandung, provinsi Jawa Barat.

Penulis: Wahyu Kurniawan.