Video Of Day

ads

Selayang Pandang

Ini Curahan Hati Wartawan Peliput Kegiatan Pencegahan Virus Corona di Belitung, Sampai Bawa Anak ke Dokter


PETABELITUNG.COM - Berita tentang virus Corona sekarang menjadi perhatian umat manusia di bumi, tak terkecuali masyarakat di pulau Belitung.
Saban hari media lokal di Belitung menyajikan berita tentang kegiatan pencegahan virus bernama lengkap virus SARS-CoV-2 ini.
Sajian sudut pandang berita pun lengkap, termasuk kondisi ruang isolasi di RSUD Marsidi Judono.
Namun hampir jarang terdengar berita mengenai nasib wartawan yang meliput penyakit bernama resmi COVID-19 ini.
Mari luangkan waktu sejenak untuk membaca kisah mereka.
Kali ini petabelitung.com akan menyajikan satu contoh, curahan hati wartawan peliput kegiatan pencegahan virus Corona di Belitung.
Nama wartawan itu Disa Aryandi, ayah dari seorang anak bernama Daundra Alam Semesta.
Ia mengunggah curahan hatinya tersebut ke akun facebooknya pada hari Kamis (26/3/2020) pagi.
Singkat kata, ia selalu melakukan liputan dengan penuh keyakinan, sekalipun harus menghadapi temuan mayat di lapangan.
"Tapi untuk urusan covid-19 ini, ada sedikit ketakutan ketika saya pulang ke rumah," kata Disa dalam postingannya.
Ketakukannya itu dikarenakan ia memikirkan nasib anak dan istrinya di rumah. Apalagi saat itu dirinya belum genap 14 hari pulang dari luar negeri.
"Ketika melihat Daundra Alam Semesta, dalam hati saya, dia harus selamat dari virus ini. Daundra, saya putuskan untuk dibawa ke dokter dan Alhamdulillah hasil nya dia sehat dan dia kuat," ungkap Disa.
Kemudian ia memutuskan untuk mengungsikan anaknya ke rumah orangtua. Disa juga harus berjibaku mencari masker dan hand sanitizer untuk istrinya. Pengalaman ini membuat Disa meyakini bahwa kondisi psikologis juga penting dalam menghadapi wadah yang telah mengglobal tersebut.
"Di sini sahabat semua, rekan-rekan semua, kita boleh kuat, daya tahan tubuh it's oke bisa melawan covid-19. Tapi ada yang lain harus dilawan, selain covid-19, yaitu psikologi kalian, jangan sampai down, dan pikiran menjadi kacau, itu yang mudah membuat kita sakit," kata Disa.
Simak isi postingan lengkapnya berikut ini :

"Terhitung 12 hari sudah covid-19 muncul dipermukaan, khusus di Belitung. Saya ikut terus, termasuk menulis kesiapan pemerintah dan forkominda dalam melakukan pencegahan. Saya hampir setiap hari di rumah sakit, melihat perkembangan dan sangat dekat dengan ruang isolasi. Terkadang saya ke Bandara, melihat situasi dan menceritakan kondisi terkini.

Terkadang saya juga berada di antara orang - orang yang pernah melakukan perjalanan ke local transmission dan country transmisson.

Namun dari 12 hari ini, saya melihat ada sebagian warga yang panik, panik sekali, dan tidak panik alias biasa-biasa saja. Tapi setelah saya lihat dan amati, yang membuat panik ini ternyata?, ah sudah lah, jangan dilanjutkan.

Tapi alhamdulillah, Allah SWT selalu memberikan yang terbaik untuk Pulau Belitong ini, sebuah keberhasilan sudah dinyatakan dengan hasil uji specimen terhadap 11 orang yang sudah dilakukan uji laboratorium dengan swab tenggorokan, telah dinyatakan NEGATIF, walaupun awalnya virus transfer media (VTM) yang diterima RSUD Belitung sangat minim.

Hasil yang luar biasa dan patut di syukuri. Awal yang menggembirakan, dalam artian bahwa kota saya untuk perang terhadap covid-19, masih kategori menang.

Tapi perang ini masih panjang, negara belum menyatakan bahwa Indonesia menang melawan covid-19. Ada menyebutkan bahwa Belitong harus lockdown melawan ini, ya kalau Belitong sudah jadi negara sendiri, pemimpin nya bisa memutuskan lockdown, karena itu keputusan negara, bukan daerah, 'lo kira enak lockdown'.

Jangan hanya ceplos lockdown orang lockdown diri. Lockdown itu banyak hitung - hitungan nya, kita tidur dan diam dirumah itu, kalau sudah lockdown, harus dibayar daerah, apakah cukup APBD untuk membayar nya, sedangkan posisi pendapatan pemerintah sekarang merosot.

Saya sering liputan ekstream, sampai urusan bagian organ dalam manusia berjarak hanya satu jengkal dari tubuh saya, it's oke, hanya urusan bau yang busuk di sedot saja, dan merekok. Tapi untuk urusan covid-19 ini, ada sedikit ketakutan ketika saya pulang kerumah.

Apa? karena benda ini tidak terlihat dan saya pernah parnok, ketika saat itu belum 14 hari pulang dari luar negeri. Saya "parnok" bukan saya tidak percaya dengan keyakinan saya, ketika melihat Daundra Alam Semesta, dalam hati saya, dia harus selamat dari virus ini.

Daundra, saya putuskan untuk dibawa ke dokter dan alhamdulillah hasil nya dia sehat dan dia kuat. Daundra pun saat itu, beberapa malam saya minta menginap dirumah nenek nya. Kemudian bini saya yang awal nya tanpa masker dan hand sanitizer, ketika itu sulit untuk di dapatkan, saya langsung minta masker dan antiseptik itu ke orang yang ada.

Disini sahabat semua, rekan-rekan semua, kita boleh kuat, daya tahan tubuh it's oke bisa melawan covid-19. Tapi ada yang lain harus dilawan, selain covid-19, yaitu psikologi kalian, jangan sampai down, dan pikiran menjadi kacau, itu yang mudah membuat kita sakit.

Sehat selalu buat Pulau Belitong semua nya, jaga kesehatan, jaga lingkungan, jaga kebersihan tubuh. Lingkungan bersih, kita sehat, kita kuat.
#salamlestari"

Demikian ulasan tentang Curahan Hati Wartawan Peliput Kegiatan Pencegahan Virus Corona di Belitung. Sejarah juga akan mencatat kerja keras para jurnalis Belitong dalam upaya menanggulangi virus Corona. Selamat bekerja dan tetap semangat kawan.
Semoga bermanfaat.(*)


Foto ilustrasi: Disa Aryandi wartawan di Belitung. Ia menjadi satu dari sekian banyak wartawan yang setiap hari melakukan liputan kegiatan pencegahan virus Corona di pulau Belitung. facebook Disa Aryandi/repro petabelitung.com 2020.

Penulis : Wahyu Kurniawan
Editor : Wahyu Kurniawan
Sumber : petabelitung.com