Video Of Day

ads

Selayang Pandang

Ini Cara Petik Kelapa Pakai Tenaga Kera di Pulau Belitung Tempo Dulu


PETABELITUNG.COM - Komoditi kelapa sudah lama dikembangkan di pulau Belitung. Satu maksud diantaranya adalah untuk bahan baku kopra.
Dalam proses produksi kopra tentu ada sesi pemetikan kelapa. Lantas bagaimana orang Belitung tempo dulu memetik kelapa untuk kepentinganya?
Apakah mereka memanjat sendiri pohon kelapa satu per satu?
Kalau hal itu dilakukan, tentu terkesan kurang ekonomis.
Lewat informasi yang dimuat dalam buku Gedenkboek Billiton Jilid 2 terbitan tahun 1927 dapat diketahui prihal tersebut.
Deskripsinya dimuat pada halaman 180.
Pemetikan kelapa di pulau Belitung ternyata dilakukan dengan menggunakan jasa kera.
Simak deskripsinya berikut ini :
"Untuk pemetikan buah kelapa itu orang mendatangkan kera-kera dari Palembang, yang diikat dengan tali yang tipis, untuk memetik buah-buah kelapa yang sudah tua dengan memutarnya dari tangkainya dan juga sekalian memangkas daun-daun kering dari pohonnya," .
Tidak ada keterangan mengenai jumlah kera pemetik kelapa di pulau Belitung.
Tidak ada pula penjelasan mengenai seberapa banyak kampung yang menggunakan cara ini dalam memetik kelapa.
Berdasarkan pengamatan Cornelis de Groot pada tahun 1851, diketahui bahwa kera pemetik kelapa juga digunakan oleh kelompok elit yakni para Ngabehi di distrik Sijuk, Buding, Blantu, dan Badau serta juga Lenggang.
Menurut de Groot, pemukiman keluarga Ngabehi berada di tengah-tengah hutan yang pekarangan-pekarangannya ditanami pohon kelapa.
"Mereka lebih berupa tempat tinggal tetap, yang ditinggali sejak lama dan menjadi semacam ibukota dari daerah itu, di mana kepalanya memerintah. Kampung ini berada di tengah-tengah hutan , hanya dikelilingi beberapa pohon kelapa yang memerlukan sedikit sekali perawatan dan buahnya dapat dipetik dengan hewan terlatih, seekor kera atau monyet yang bertindak untuk tuannya," kata de Groot.(*)

Seekor kera pemetik kelapa sedang memetik buah kelapa. Keterangan asli dalam foto ini ditulis "De Klapperaap aan den notenpluk". Tidak ada keterangan waktu dan tempat dalam foto ini. repro petabelitung.com 2019/Gedenkboek Billiton Jilid 2, tahun 1927.

Penulis: Wahyu Kurniawan
Editor: Wahyu Kurniawan
Sumber: petabelitung.com