Video Of Day

ads

Selayang Pandang

Ketika Itu, Kik Anyu Berkisah Tentang Tambang Timah Kepenai dan Tajau


Ketika itu
Sabtu, 14 April 2018
Bersama sahabat Galih Hagil Prawira dibawah rindangnya pohon Kruing, menyimak cerita dari Yap Ket Thauw (73) atau yang akrab disapa Kik Anyu sepertinya ingin membuat waktu lama berjalan. Beliau yang pernah tinggal di Komplek Perumahan tambang Timah Kepenai (Dekat Kulong Gajah) Areal Perkebunan PT. Rebin Mas Jaya, Desa Air Batu, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung.
Eks Kulong Gajah, tambang timah Kepenai. Wahyu Kurniawan/2015
Sekitar 15 Rumah pada waktu itu, satu rumah dibagi atau disekat menjadi dua untuk kepala keluarga, sembari Kik Anyu mengingat dan menghitung jumlah rumah. Segala kebutuhan pokok terpenuhi ketika itu bahkan hiburan layar tancap diadakan setiap minggu. 
,”Sekitar 15 rumah dulunya disitu, satu rumah disekat menjadi dua. Segala kebutuhan dipenuhi bahkan layar tancap tiap minggu,” kenang Kik Anyu.
Untuk yang bekerja mendapatkan tunjangan beras sebanyak 24 Kg dan pertiap anggota keluarga mendapatkan 10 kg perbulan. Tahun 1972an Kik Anyu pindah ke Tanjungpandan dikarenakan tambang timah tutup.
,”Kalau yang bekerja mendapatkan beras 24 kg tiap bulan, dan kalau anggota keluarga yang lain seperti istri dan anak di hitung 10 kg tiap bulan juga,”terang Kik Anyu.
Istilah “Seguni Beban” keluar dari mulut Kik Anyu, bahwa ketika waktunya mengambil tunjangan tersebut lengkap dengan kebutuhan pokok yang lain tiap bulan. Maka bawaannya banyak apalagi di zaman itu hanya menggunakan Sepeda.
Orangtua dari Kik Anyu memang seorang pekerja tambang, seperti yang diceritakan beliau bahwa orang tuanya pernah kerja di Tajau. Yap Bong nama Ayah dan Lo Yun Fa nama Ibu dari Kik Anyu.
,”Dulu ayah saya pernah kerja dilubang Tajau (Lubang Nyalar orang sekitar menyebutnya), beliau datang ke Belitong sekitar umur 15 tahun bersama rombongan ,tekhnik penambangan di lubang tajau dulunya menggunakan dynamit kecil sebesar jempol tangan untuk memecahkan batu selain dengan alat lainnya,”kisah Kik Anyu
Rejeki datang tak terduga, padahal niat awal adalah motret buku sahabat yang baru terbit Tambang Timah Belitong dari masa ke masa Jilid I olehWahyu Kurniawan Sonema Bandsoul ðŸ˜€ðŸ˜‚

#BelitungAmazing
#BelitungKeren
 — bersama Galih Hagil Prawira.
Buku Tambang Timah Belitong dari masa ke masa Jilid I dengan latar goa eks tambang Tajau
Penulis : Haryanto
Diposting di laman facebook Yant Yanto Haryanto, 14 April 2018 pukul 18.53 WIB.