Video Of Day

ads

Selayang Pandang

Warga dari 5 Negara Ini Cari Jejak Sejarah Moyangnya di Pulau Belitung


PETABELITUNG.COM - Sejak lama pulau Belitung adalah tempat tinggal bagi orang-orang dengan latar bangsa yang berbeda.
Mereka beranak pinak di Belitung dan kemudian sebagian anak cucunya menyebar lagi ke berbagai negara di dunia.
Alhasil tak sedikit dari keturunan mereka itu sekarang kembali lagi ke Belitung.
Demi apa coba?
Ya demi mencari jejak sejarah moyang mereka lah!
Berikut ini akan petabelitung rangkumin buat kalian beberapa warga dari negara yang berbeda yang pernah mencari jejak sejarah moyang mereka di Belitung.
Simak rangkumannya berikut ini :

1. Malaysia
Dari kanan ke kiri; Abd Naddin, Iskandar, Haji Masrin, dan pemandu wisata Agus Pahlevi di Warkop Kongji Seburik, 24 Januari 2015. repro petabelitung.com/Wahyu Kurniawan.
Warga Malaysia dari suku Iranun ini datang ke Belitung untuk menelusuri jejak moyangnya. Mereka adalah tokoh adat Iranun OKK Haji Masrin HJ. Hassin beserta anaknya Iskandar, dan seorang wartawan Senior dari Sabah, Abdul Naddin.
Mereka datang pada Januari 2015 dan berhasil menemukan keturunan-keturunan Iranun di pulau.

2. Indonesia
Muhammad Munir sedang membaca kitab Al Barzanji di kandang Gapabel, Tanjungpandan 24 April 2018. repro petabelitung.com/Wahyu Kurniawan.

Dari Indonesia sendiri ada kisah warga Mandar, Sulawesi Barat yang datang mencari jejak para raja mereka di Belitung.
Ia adalah Muhammad Munir, yang tiba di Belitung pada 24 April 2018.
Kedatanganya secara khusus mencari jejak Topole di Balitung dan Tomatindo di Balitung yang merupakan raja-raja dari Sendana, Mandar.


3. Belanda
Ronnie Vodegel bersama istri ketika mengunjungi Objek Wisata Unik Ngenjungak. repro petabelitung.com 2019/Dok Disbudpar Kabupaten Belitung Timur, 2018.

Kehadiran bangsa Belanda di Belitung berlangsung hampir satu abad lebih. Dimulai sejak eksplorasi timah tahun 1851 hingga pertengahan abad ke-20.
Sepanjang itu pula mereka telah beranak pinak di Belitung sebelum akhirnya menyebar ke berbagai daerah dan pulang ke negerinya.
Satu di antara warga Belanda yang menyelusuri jejak keluarganya di Belitung adalah Mr. Ronnie Vodegel.
Ia tiba di Belitung pada bulan Oktober 2018.
Kakeknya dulu bertugas sebagai polisi.
Dan ayah Vodegel pun lahir di Belitung sebelum akhirnya pindah ke negeri Belanda.
Ronnie sempat menangis ketika tiba di Belitung karena terharu bisa menjejakkan kakinya di tanah kelahiran orang tuanya.

4. Brunai Darussalam

Warga Brunai Darussalam ini bernama Afizah. Ia datang ke Belitung pada tanggal 20 Desember 2018 bersama suami, anak, dan saudara kandungnya.
Kedatangannya dalam rangka menjalin silaturahmi sekaligus menelusuri sejarah nenek moyangnya di Belitung.
Kisah perjalanannya nanti Insya Allah akan diulas pada bagian tersendiri.

5. Filipina
Warga Filipina juga pernah ikut dalam robongan suku Iranuan Sabah ke Belitung.
Ada tiga warga Fillipina yang ikut dan salah satunya adalah Ketua Departemen Pendidikan Pascasarjana dan mantan asisten rektor Universitas Negeri Mindanao Filipina Profesor Ali P.Laguindab, Ph.D.
Mereka datang untuk menjalin silaturahmi sekaligus mencari jejak sejarah Iranun di Belitung.
Profesor Ali (kanan) dan Bupati Belitung Sahani Saleh (Sanem) saat berfoto bersama suku Iranun dari Sabah dan Filipina di Hoten Grand Hatika, Senin 25 April 2016. Bupati Sanem diketahui juga merupakan keturunan Iranun yang dulu tinggal di kawasan Burong Mandi, Belitung Timur. repro petabelitung.com 2019/Wahyu Kurniawan, 2016.

Demikianlah rangkuman warga dari 5 negara yang berkunjung ke Belitung dalam rangka menelusuri jejak sejarah moyangnya.

Tentu daftar ini belum mewakili semuanya.
Sebab daftar ini hanya sebatas yang bisa petabelitung rekam.
Sangat mungkin ada warga dari bangsa lain yang juga memiliki pengalaman yang sama di Belitung.
Semoga seiring waktu berjalan, jejak pengalaman itu akan terungkap.
Aamiin.(*)


Penulis : Wahyu Kurniawan
Editor : Wahyu Kurniawan
Sumber : petabelitung.com.