Video Of Day

ads

Selayang Pandang

Ian Sanchin


Ian Sanchin adalah penulis novel Yin Galema. Novel bertema sejarah dan budaya Belitong abad ke-17 itu diterbitkan tahun 2010 dan merupakan novel pertama dari trilogy Novel Yin Galema.
Tahun 2015 Ian meluncurkan Novel berjudul Arai yang merupakan buku kedua dari trilogi tersebut. Novel kedua ini mengambil latar sejarah dan budaya Belitong abad ke-18.
Novel Yin Galema merupakan novel yang mampu menginspirasi generasi muda Pulau Belitong. Hal ini ditunjukkan dengan munculnya pementasan drama oleh Ikatan Keluarga Pelajar Belitong (IKPB) Yogyakarta untuk mengapresiasi muatan sejarah dan budaya dalam novel tersebut.
Ian Sancin lahir  di Tanjung pandan, Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada 23 Mei 1963. Ia menetap di Pangkalpinang tahun 1980. Sebagian besar aktivitas kesehariannya saat ini diisi kegiatan membaca dan menulis berbagai hal  kebudayaan Bangka Belitung.
Kedekatan Ian dengan dunia budaya dan tulis menulis sudah berlangsung sejak lama. Tahun 1985 ia aktif dalam dunia teater. Salah satu naskahnya bertajuk Fatamorgana’ berhasil memenangkan lomba pementasan se-Kotamadya Pangkalpinang.
Ia telah mempublikasikan tulisan ke berbagai media masa sejak tahun 1986. Cerpen pertamanya “Duka Biru”  di majalah Famili Jakarta. Tahun 1990, artikel “Pendayaagunaan Pajak Secara Sehat” di SKM  Simponi Jakarta.
Tahun 1991 Ian bergabung di komunitas Jurnalis LEMJURI Jakarta. Tahun 1996 bergabung dengan komunitas diskusi ASH-SHIDDIQ INTELLECTUAL FORUM, Bandung.  Ian juga pernah menulis di tabloit “Mutiara” (1997) dan di majalah “Majalah Mancing Indonesia” (1998).  
Tahun 2000 karya tulisnya berjudul ‘Limpai’ berhasil memenangkan lomba cerpen di media mass ternama Babel yakni harian pagi Bangka Pos. Pada tahun yang sama ia bersama beberapa teman mendirikan Lembaga Kebudayaan AKAR. Tahun 2001 ia bergabung ke dalam Ikatan Penulis Dan Jurnalis Indonesia IPJI.
Selanjutnya Ian sering menulis esai, pusi, cerpen, dan artikel sosial budaya pada beberapa Media Massa di Bangka Belitung. Puisinya tercatat di beberapa antologi, di antaranya antologi puisi penyair se Sumatera “Memburu Makna ke Padang Kata” tahun 2002.
Tahun 2003 Ian bergabung dengan Perkumpulan DEMOS Jakarta, meriset masalah demokrasi di Bangka Belitung. Tahun 2003 ia menjadi peserta aktif Kongres Cerpen se Indonesia Tanjungkarang Lampung.
Tak cukup sampai di situ, tahun 2004 Ian menjadi anggota tim penulisan buku sejarah “Catatan Sejarah Terbentunya Provinsi Bangka Belitung”. Tahun 2005 ia juga menjadi peserta aktif Kongres Cerpen se Indonesia di Pekanbaru Riau.
Ia yang menggemari dunia penelitian memutuskan untuk ikut mendirikan lembaga kajian “Pusaran Arus Pemikiran Baru” SAPIR INSTITUTE, mengemban jabatan direktur bidang Lintas Sosial Budaya tahun 2006.

Tahun 2007 namanya tercatat di kumpulan Penyair se Indonesia dalam “142 Penyair Menuju Bulan”.  Tahun 2011 puisinya tercatat pada kumpulan puisi Penyair Asia Tenggara dalam “Akulah Musi”
Beberapa puisi dan cerpennya juga termuat di buku kumpulan; Kelekak, Pangkalpinang Berpantun,  Kota Pena, dan lainnya.
Terakhir pada Desember 2015, Ia menjadi peserta aktif dalam Kongres Kesenian Indonesia ke III, di Bandung. Sesekali ia mengisi waktunya menjadi juri lomba sastra di lokal Bangka Belitung juga regional Sumatera.
Dan hingga kini ia juga masih meriset dan menulis buku ketiga Trilogi Yin Galema. Jadi penasaran, semoga Bang Ian bisa menuntaskan Trilogi Yin Galema dan membuat bangga tanah kelahirannya, Belitong.(*)